Moningkaharvey's Blog


Alga Uniselluler/ Mikrobiologi
June 18, 2009, 7:22 am
Filed under: Uncategorized

BAB I

PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Dengan banyaknya sumber daya alam,maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di manfaatkan, alga juga dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu..
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu .Cholorophyta (Green Algae),Phaeophyta (Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold algae) Bacillariophyta (Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu alga Uniselluler.

Alga yang akan dibahas adalah mengenai klasifikasi, habitat, struktur tubuh, Perkembangbiakan,dan hal lain yang berkaitan dengan alga ini.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. A. CIRI-CIRI UMUM

Alga merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang dan daun yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel (multi seluler). Yang Uniseluler umumnya sebagai Fitoplankton sedang yang multiseluler dapat hidup sebagai Nekton, Bentos atau Perifiton.

Alga juga merupakan mikroorganisme aerobic fotosintetik, dijumpai di mana saja yang tersedia cukup cahaya, kelembapan, dan nutrisi sederhana untuk memper panjang hidupnya. Organisme ini mengandung Klorofil serta pigmen-pigmen lain untuk melangsungkan fotosintesis, tersebar luas di alam dan dijumpai hampir di segala macam lingkungan yang terkena sinar matahari. Alga dapat hidup pada suhu optimum antara 20-300c dan pada pH antara 4-11.

  1. B. MORFOLOGI ALGA

Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbentuk bola, batang, gada atau kumparan. Dapat bergerak atau tidak. Algae hijau uniseluler yang khas yaitu Algae mengandung nucleus yang dibatasi membrane. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas, yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam matriks kloroplas terdapat membrane tilakoid yang berisikan klorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis.

  1. FISIOLOGI ALGA

Pertumbuhan alga berlangsung cepat di air yang diam dengan bantuan sinar matahari. Phosphat dan Nitrat dalam air dapat mendukung pertumbuhan Algae.

Beberapa spesies algae hidup pada salju  dan es di daerah-daerah kutub dan puncak-puncak gunung. Beberapa ganggang hidup dalam sumber air panas dan suhu setinggi 70 0C. beberapa algae beradaptasi pada tanah lembab, pepagan pohon, dan bahkan permukaan batuan.

Alga mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan fikobilin (ketiganya terdapat dalam kloroplas). Sebagai hasil fotosintetiknya, algae menyimpan berbagai produk makanan cadangan sebagai granul atau globul dalam sel-selnya. Ganggang hijau menyimpan pati seperti yang terdapat pada tumbuhan. Algae lain dapat menyimpan macam-macam karbohidrat, beberapa algae menyimpan minyak atau lemak.

  1. D. HABITAT
    1. Habitat alga adalah di perairan (terutama perairan tawar) dan pada beberapa tempat yang lembap dan tenang(Chroococcus,alga uniselluler).
    2. Hidup pada batu atau epifit pada tumbuhan lain, misalnya Gloeocapsa Pada beberapa jenis yang lain mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai 850c (sumber air panas). Misalnya pada jenis alga biru.
    3. Ada yang hidup ditanah untuk stabilitasi dan perbaikan fisik tanah
  1. E. PENYEBARAN ALGA

Penebaran alga sangat dipengaruhi oleh cahaya, temperature air, kandungan oksigen, kandungan karbondioksida, dan kandungan mineral. Pada beberapa Beberapa jenis alga ditemukan di batang pohon atau di lapisan tanah yang lembab. Alga tidak merusak dan merugikan tumbuhan yang ditempatinya.

  1. F. REPRODUKSI ALGA
    1. Reproduksi vegetatif dilakukan dengan fragmentasi, pembelahan sel . Misalnya pada divisi Rhodophycophyta
    2. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospore, aplanospora mitospora, hipnospora.
    3. Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami. Misalnya pada Charopyta
  1. G. KLASIFIKASI ALGA

Menurut Harold C. Blod (1977) dalam karyanya The Plant Kingdom mengelompokkan alga dalam beberapa klasifikasi yaitu

  1. 1. Cholorophyta (Green Algae)

Alga hijau merupakan kelompok besar (lebih dari 7000 species) yang anggotanya terdiri dari alga hijau yang hidup sebagai plankton air tawar dan sebagian kecil di air laut. Alga hijau memiliki struktur dinding sel yang mirip dengan tumbuhan darat, dan memiliki pigmen.

CIRI-CIRI ALGA HIJAU

  1. Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni. Diantara species Chlorophyta yang paling sederhana uniselluler adalah chlamydomonas, sedangkan yang lebih kompleks umumnya berkoloni.
  2. Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran dan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi.
  3. Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok, jala atau bintang. Didalam kloroplas terdapat  ribosom dan DNA. Selain itu terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil asimilasi yang berupa tepung dan lemak. Organel lainnya adalah badan Golgi, mitokondria, dan retikulum endo-plasma.

Volvox (salah satu jenis green alga)

HABITAT ALGA HIJAU

Habitat alga 90% hidup di air tawar dan sisanya berada di air laut, tanah-tanah yang basah, tetapi Ada pula beberapa yang hidup di tempat yang kering.

CARA HIDUP

Alga hijau hidup secara autotrof (dapat membuat makanan sendiri). Alga ini berwarna hijau karena adanya klorofil a, b, beta-karoten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis (bergabung) dengan jamur membentuk lumut kerak.

REPRODUKSI

Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma).

Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak.

Salah Satu JENIS ALGA HIJAU yaitu yang dibahas adalah Euglena

1.euglena

Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat lembab,

Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis dan juga dapat memakan zat-zat organik. Karena Euglena mampu melakukan fotosintesis maka dikatakan hidup secara fotoautotrof. Di samping itu dikatakan juga sebagai heterotrof karena memakan bahan organik yang tersedia. Cara berkembang biak yaitu dengan membelah diri yang disebut pembelahan bine

PERANAN ALGA HIJAU

Alga hijau memiliki peranan penting yaitu Sifat dari alga hijau yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, di manapun habitat  tempat alga berada. Contoh beberapa jenis alga hijau antara lain Spirogyra, Volvox, Chlamydomonas, Ulva, dan Stigeoclonium. Berikut ini adalah salah satu contoh yaitu Chlorella. Chlorella berpotensi menjadi sumber makanan baru karena beberapa hal berikut.

(1)   Dalam lingkungan yang baik, perkembangbiakan berlangsung cepat. Suhu ideal untuk fotosintesisnya ialah sekitar 25 °C.

(2)   Jika dalam kulturnya dimasukkan zat organik sederhana, yaitu karbon dioksida dan cahaya, alga ini akan berfotosintesis dan menghasilkan karbohidrat, protein, serta lemak. (Campbell et al. 2005; Solomon et al. 2001).

  1. 2. Phaeophyta (Brown algae)

Phaeophyta atau Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp. atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.

Faroe stamp                                 Padina pafonia

Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.

CIRI-CIRI ALGA COKELAT

  • Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak, bercabang, atau filamen tidak bercabang.
  • Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid (cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.
  • Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini berupa laminarin.
  • Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam alginat (algin).
  • Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan transportasi pada tumbuhan darat.

HABITAT ALGA COKELAT

Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.

Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.

Nereia lophocladia Brown tomaculopsis

CARA HIDUP

Alga cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang menyerupai daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang.

REPRODUKSI

Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.

Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).

Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.

Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.

Contoh alga cokelat, antara lain:

a) Fucus serratus

b) Macrocystis pyrifera

c) Sargassum vulgare

d) Turbinaria decurrens

PERANAN ALGA COKELAT

Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.

  1. 3. Rhodopyta (Red algae)

Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang  kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna biru.

Ceraminum                                             Chondrus crispus Khoe

CIRI-CIRI ALGA MERAH

a)  Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.

b)  Tidak memiliki flagela.

c) Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikroribril terutama adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.

Alga merah Laurencia sp.

d) Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium menunjukkan warna kemerah-merahan.

HABITAT ALGA MERAH

Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.

Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan maupun di perairan tawar.

CARA HIDUP

Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.

Polysiphonia denudata

REPRODUKSI

Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.

Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.

Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula

berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.

Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata.

PERANAN ALGA MERAH

Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk  mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga kural memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang (Campbell et al. 2003; Solomon et al. 2005).

  1. 4. Chrysophyta (Gold algae)

Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas. Kelompok alga keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel, dan tipe flagela sel. Alga keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten, dan santofil.

CIRI-CIRI ALGA KEEMASAN

Ciri-ciri alga keemasan adalah sebagai berikut :

a) Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.

b)  Alga keemasan yang bersel satu ada yang memiliki 2 flagela heterodinamik, yaitu sebagai berikut.

(1)    Satu flagela mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema. Flagela seperti ini disebut pleuronematik. Flagela pleuronematik mengarah ke anterior.

(2)    Satu flagela lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.

Anggota Chrysophyta dengan berbagai tipe flagela, yaitu: (a) Synura,
(b) Ochromonas, (c) Chromulina, (d) Isochrysis, (e) Chrysochromulina,
(f) Prymnesium.

Kedua flagela heterodinamik ini ada yang hampir sama panjangnya (contohnya pada synura) ada pula yang sedikit berbeda panjangnya (contohnya pada Ochromonas). Tidak semua alga. keemasan memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai satu flagela atau dua flagela yang sama bentuknya.

c)  Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan. Persediaan makanan berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin). Selain itu di dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak.

Fucus vesiculosus Rhanongostomum

HABITAT ALGA KEEMASAN

Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.

CARA HIDUP

Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan sendiri karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.

Dinobryon (salah satu golden alga)

REPRODUKSI

Reproduksi pada alga keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil berflagela, yang disebut zoospora. Reproduksi seksual dengan cara membentuk sel khusus yang disebut auksospora. Auksospora adalah zigot yang dilindungi oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding sel pada umumnya.

PERANAN ALGA KEEMASAN

Alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut (Raven et al. 2005; Solomone( al. 2005).

  1. 5. Bacillariophyta (Diatom)

Diatom memiliki Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang berkoloni.

CIRI-CIRI DIATOM

a) Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah (kotak) disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Di antara dua kotak dan tutup terdapat rafe atau celah, dindingnya mengandung zat kersik (silika).

b) Inti sel berada di pusat sitoplasma,

c)  Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti huruf H, periferal, dan pipih.

HABITAT DIATOM

Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos.

CARA HIDUP

Diatom termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis. Pigmen fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten, fukosantin, diatoksantin, dan diadi-noksantin.

REPRODUKSI

Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya.

Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual.

Sel diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.

Siklus reproduksi aseksual dan seksual pada diatom

PERANAN DIATOM

Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam (Mader 2004; Solomon et al. 2000).

6. Pyrrophyta

Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dinoflagellata (nama ini berasal dari gerakan berputar dari sel swimming )merupakan protista yang hidup di laut atau air tawar, dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c , tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin  karoten yang memberikan warna coklat dan neodinoxanthin) dan  warna coklat emas.

Salah satu contoh Dinoflagella

Pfiesteria piscicida

HABITAT

Pyrrophyta berasal dari lautan (dominan) tetapi ada beberapa ratus spesies yang lain yang berada di air segar. Pyrrophyta memiliki variasi nutrisi yang besar dari autototropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat vertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yanglain.

SIFAT DAN KARAKTERISTIK

Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit, hidup bersimbiose atau holozoik sehingga dinamakan pula sebagai Dinoflagellata karena mempunyai sepasang flagella yang tidak sama panjang.
Karakteristik dari organisme ini dari eukariotik lainnya adalah tetap memadatnya kromosom pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat mesokariotik.

CARA PERKEMBANGBIAKAN
Pyrrophyta memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secara:
1.Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser,     maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang
2.Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain
3.Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya Glenodinium)

EKOLOGI

Mayoritas dari dinoflagellata berasal dari lautan, tetapi ada beberapa spesies yang lain yang hidup dia sungai sungai. Dinoflagellata adalah kompenin yang penting dari plankton, khususnya pada kondisi hangat. Sebagai penambahan, beberap spesies adalah benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik.
Dinoflagellata memiliki variasi nutrisi yang besar, dari range nututropik ke bentuk heterotropik, yang mana terdapat juga invertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.  Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagellata mungkin akan menghasilkan warna coklat atau merah perubahan air disebut red tides. Red tides biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa dinoflagellata menghasilkan red tides adalah luminiscent. Spesies lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskam kedalam air atau terakumulasi dalam rantaimakanan.

BAB III

KESIMPULAN

Alga merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang dan daun yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel (multi seluler).  Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbentuk bola, batang, gada atau kumparan. Dapat bergerak atau tidak.

Pertumbuhan alga berlangsung cepat di air yang diam dengan bantuan sinar matahari. Phosphat dan Nitrat dalam air dapat mendukung pertumbuhan Algae.

Habitat alga adalah di perairan (terutama perairan tawar) dan pada beberapa tempat yang lembap dan tenang(Chroococcus,alga uniselluler). Hidup pada batu atau epifit pada tumbuhan lain, misalnya Gloeocapsa. Ada yang hidup ditanah untuk stabilitasi dan perbaikan fisik tanah.

Reproduksi vegetatif dilakukan dengan fragmentasi, pembelahan sel . Misalnya pada divisi Rhodophycophyta. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospore, aplanospora mitospora, hipnospora. Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami. Misalnya pada Charopyta

Daftar Pustaka

–       Bold C.Harold.1977.The Plant Kingdom (edition 4th).Prentice Hall:INC Engle wood Cliffs New Jersey.

–       Campbell,N.A.2000. Biologi (Edisi kelima-jilid 2).Jakarta : Erlangga

–       WIKIPEDIA.2009

http://id.wikipwdia.org/wiki/algae%5B3April2009%5D

–       http://www.edukasi.net/ciri-ciri_alga/%5B4April2009%5D

–       Roimil,L.2001.Botani Tumbuhan Rendah.Malang : UNM



Pengelolaan dan Keamanan Laboratorium dan Merencanakan Serta Melaksanakan Percobaan
June 18, 2009, 6:48 am
Filed under: Uncategorized

BAB 1

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar dapat dilakukan dalam beberapa kondisi dasn situasi yang disesuaikan. Belajar mengajar secara umum dapat diterapkan disekolah atau di dalam kelas sehingga ada interaksi antara guru dan siswa. dalam mengajar juga guru memiliki metode, pendekatan, bahkan strategi dalam mencapai tujuan pembelajaran disekolah. Laboratorium adalah salah satu tempat yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan dalam mempelajari biologi, sehingga banyak hal yang harus diperatikan ketika kita sebagai seorang guru akan mengajarkan kepada anak didik dengan menggunakal laboratorium dalam rangka mencapai tujuan baik dari guru ataupun dari siswa itu sendir.  Pada bab II dibahas dari apa sebenarnaya laboratorium itu, organisasi laboratorium, P3k dan bagaimana merencanakan serta melaksanakan kegiatan di laboratorium.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. A. LABORATORIUM DAN PERLENGKAPANNYA

Pengertian Laboraturium

Pengertian Laboratorium dapat disimak dari kata “ Laboratory” yang berarti laboratorium atau studio adalah sarana penunjang dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni tertentu yang sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Laboratorium juga dapat diartikan sebagai tempat untuk melakukan ujicoba (percobaan) terhadap benda yang diteliti.

Secara umum Laboratorium  adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang diperhadapkan secara langsung

Laboratorium juga merupakan suatu tempat dimana percobaan atau penelitian dilakukan. Dapat berupa tempat terbuka ataupun tempat tertutup.

Praktikum dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik untuk belajar dan mempraktekkan segala aktifitas dalam proses belajar mengajar untuk menguasai suatu keahlian.

Fungsi Laboratorium

Fungsi dari laboratorium itu sendiri adalah

  1. Sebagai tempat timbulnya masalah, dimana melalui pelaksanaan praktikum di laboratorium maka masalah bisa saja timbul.
  2. Sebagai tempat memecahkan masalah
  3. Sebagai tempat mendidik untuk menjadi cermat, sabar, kritis, jujur dan cekatan
  4. Sebagai tempat untuk melatih kebiasan, sikap dan keterampilan
  5. Tempat pameran (Display), dimana laboratorium berisi banyak sekali penelitian, karya dan juga dilegkapi alat-alat atau barang yang membantu dalam mempelajari Biologi. Misalnya, gambar tubuh manusia dalam bentuk rangka,ataupun dalam bantuk yang lain.
  6. Tempat Museum kecil.

Selain itu manfaat praktikum juga adalah

  1. Pengetahuan yang dipelajari kontak secara langsung melalui alat-alat dan bahan kimia,juga isi dari laboratorium itu sendiri.
  2. Kebebasan setiap siswa dilaksanakan sebagai dasar dalam belajar
  3. Mengembangkan karakter intelektual dan moral dari praktikum

Perlengkapan Laboratorium

Perlengkapan atau fasilitas dalam laboratorium adalah

  1. Meja

Ada beberapa macam meja yang seharusnya ada di dalam laboratorium yaitu

–          Meja Kerja untuk Siswa

Mempunyai ukuran yang disesuaikan dengan kegunaannya. Untuk laboratorium yang ideal dibutuhkan untuk tingginya adalah tidak kurang dari 85 cm. Meja juga harus dipasang permanen agar dapat dipasang pipa gas, air, listrik dan bak cuci. Dan pada umumnya siswa bekerja dengan berdiri.

–          Meja Kerja Untuk Guru

Mempunyai ukuran tinggi sekitar 70 cm. dan luasnya agak besar. Meja itu diperlukan guna untuk tempat meletakkkan peralatad atau bahan ajarnya , untuk itu meja guru dilengkapi dengan lemari kecil.

–          Meja Dinding

Diletakkan pada satu sisi ruang atau dinding laboratorium dibawah jendela. Meja ini banyak digunakan untuk kegiatan dengan menggunakan mikroskop atau kegiatan lain yang memerlukan penerangan alami. Meja dinding juga dipakai untuk meletakkan aquarium atau percobaan lain. Meja dinding juga dapat dilengkapi dengan almari kecil,laci atau rak kecil.

  1. Lemari

Lemari di Laboratorium dapat  dibedakan berdasarkan bentuk dan kegunaanya.

  1. Lemari untuk Menyimpan dibagi menjadi tiga macam yaitu
    1. Lemari Biasa, ada yang berdaun pintu kayu dan ada juga yang berdaun pintu kaca. Sedangkan lamari yang semata-mata untuk menyimpan alat dan bahan sebaiknya menggunakan daun pintu dari kayu.
    2. Lemari Gantung, terutama untuk memenuhi kebutuhan atau tempat penyimpanan, tetapi ruang laboratorium tidak cukup luas untuk menyimpan semua peralatan laboratorium. Oleh karena itu,lemari gantung sebaiknya digantungkan pada dinding bagian belakang ruang kegiatan  belajar mengajar dengan kuat. Lemari gatung yang digunakan untuk pameran sebauknya berdaun kaca.
    3. Lemari Bawa Meja, biasanya dipasang dibawah meja demonstrasi, dibawa meja dinding. Juga dapat dipasang dibawa meja praktikum sisw, bila meja ini sifatya permanent. Untuk meja-meja  yang dapat dipindah-pindahkan, penambahan lemari tidak disarankan.

Yag ideal hendaknya disetiap laboratorium disediakan rak-rak khusus untuk menyimpan tas-tas maupun buku-buku siswa yang tidak digunakan selama mereka praktikum.

  1. Lemari Asap

Merupakan semacam lemari khusus yang hanya digunakan didalam laboratorium kimia. Dibuat dari bahan porselen dan atapnya dari asbes

  1. Bak Cuci / Rak

Bak cuci atau rak sangat diperlukan terutama bagi laboratorium Biologi dan Kimia. Laboratorium Biologi dan Kimia banyak menggunakan air. Air tidak saja digunakan sebagai alat cuci-mencuci, tetapi depergunakan untuk serana percobaan maupu pemadam kebakaran. Air yang digunakan dalam laboratorium harus bersih dan selalu dapat mengalir melalui pipa-pipa dan krannya harus bekerja dengan baik. Harus memiliki saluran pembuangan yang baik dan lancar.

  1. Listrik

Listrik merupakan komponen yang tidak dapat dihilangkan dari laboratorium. Semua jenis laboratorium menggunakan arus listrik. Untuk laboratorium IPA, diperlukan sumber tenaga listrik bertekanan Rendah dan bertenaga tinggi. Perlu juga diingat oleh peserta didik agar terhindar dari sengatan listrik.

  1. Gas

Gas tabung LPG sebagai bahan karet mudah dan gampang untuk memperolehnya dari berbagai distributor atau penjual-penjual khusus. Gas ini digunakan sebagai bahan beaker lampu penerangan. Untuk pengganti gas sebagai bahan bakar, umumnya digunakan lampu spritus.

  1. Papan Tulis

Diletakkan melekat didinding di belakang meja demonstrasi. Ukuran papan tulis tidak harus besar tetapi tidak juga terlalu kecil. Papan tulis ini juga berfungsi untuk keperluan menulis atau arahan dari guru pembimbing praktikum. Papan tulis di letakkan pada bagian depan kelas agar mudah dilihat oleh siswa.

  1. Air

Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium, terutama untuk laboratorium biologi. Pasokan air dalam laboaratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, karena kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Air yang masuk harus lancar. Demikian juga air yang keluar laboratorium harus melewati pipa-pipa.

  1. B. ORGANISASI LABORATORIUM

Pengelolaan Laboratorium

Struktur organisasi laboratorium dibuat untuk mengatur ketenagaan, mekanisme serta pola pengawasannya. Komponen utama Pengelolaan  laboratorium jurusan biologi yaiut terdiri dari:

  1. Pimpinan Jurusan
  2. Kepala laboratorium
  3. Jurusan biologi
  4. Ketua laboratorium
  5. Pimpinan praktikum
  6. Teknisi, laboran, alanis

Penanggung Jawab

Pelaksana administrasi

Pelaksana Fisik (Laboran)     Pelaksana Fisik (Laboran)         Pelaksana Fisik (Laboran)

Struktur organisasi laboratorium

Pengelolah laboratorium terdiri dari

  1. Penanggung jawab  Laboratorium
  2. Pelaksana Administrasi
  3. Pelaksana fisik / Laboran

Disiplin dalam Laboratorium

Disiplin dalam Laboratorium berisi tata tertib, berisi tiga hal pokok

  1. Larangan, Penggunaan zat beracun (Berbahaya) dilaksanakan tanpa menggunakan petunjuk atau pengaturan guru.
  2. Petunjuk, Melakukan pekerjaan tertentu ataupun cara mencegah kerusakan dan mencegah bahaya yang akan ditimbulkan.
  3. Suruhan, Mejaga kebersihan dalam melakukan sesuatu bila terjadi kebakaran.

Disiplin Dalam Laboratorium

Tata kerja adalah aturan atau mekanisme fungsi unit, seksi atau sub unit di lab. dengan prinsip partisipatif, profesional dan kebersamaan kerja untuk mencapai sasaran. Koordinasi menyeluruh oleh kepala lab. dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi hasil. Untuk jelasnya diberikan pengertian-pengertian sebagai berikut:

1.Koordinasi

Koordinasi adalah suatu upaya/usaha pimpinan untuk menyelaraskan kegiatan masing-masing petugas dalam organisasi dengan maksud agar supaya semua kegiatan yang terkait dapat diselesaikan tepat waktu sesuai rencana dengan hasil tepat sasaran atau target. Hal ini dapat dilaksanakan dengan jalan mengadakan rapat-rapat baik formal maupun non formal yang membahas berbagai hambatan yang dihadapi oleh berbagai petugas atau seksi/sub unit organisasi. Dalam pembahasan tersebut diharapkan akan mencapai kesepakatan bersama apa yang harus dilakukan agar dapat mengatasi hambatan-kelemahan dan meningkatkan kesempatan-kekuatan untuk memperoleh hasil yang memuaskan.

2. Perencanaan

Perencanaan adalah proses atau kegiatan menetapkan apa yang akan kita kerjakan di masa yang akan datang baik mengenai waktu, jumlah, dan mutunya dalam rangka mencapai sasaran tertentu. Bila perencanaan tersebut dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih baik dan rinci maka tujuan usaha ini dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih memuaskan karena dapat diselesaikan menurut  urutan tingkatan penting dan yang kurang penting. Perencanaan biasanya dibagi menjadi jangka panjang misal untuk 1-2 tahun, jangka menengah untuk lima tahun dan jangka pendek atau rencana tahunan.

3. Organisasi dan Pelaksanaan

Merupakan adalah pelaksanaan atau tata kerja berdasarkan organisasi yang ada atau yang dibentuk, semua kegiatan lababoratorium selama 24 jam (lab. pagi, sore dan malam,). Pelaksanaan kegiatan selalu berlandaskan efektivitas, efisiensi dan produktifitas.

3.a. Efektivitas adalah evaluasi atau penilaian tentang apakah kegiatan telah dilakukan sesuai dengan yang direncanakan baik mengenai waktu kerja maupun mengenai mutu dan volume kerja.

3.b. Efisiensi adalah suatu evaluasi terhadap suatu proses atau kegiatan dengan jalan mengukur masukan (input) dengan keluaran (output), atau antara sumber daya yang digunakan dengan hasilnya, atau satuan biaya tertentu dengan hasilnya.

3.c. Produktivitas dapat didefinisikan dengan efisiensi penggunaan sumber daya tertentu dalam menghasilkan output. Cara pengukurannya antara lain adalah sebagai berikut: keluaran/hasil (output) per jam orang dan Keluaran/hasil (output per unit modal.

4.  Pengawasan

Pengawasan adalah segala upaya yang harus dilakukan oleh atasan langsung dengan maksud agar segala sasaran atau rencana yang ingin dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Upaya-upaya dilakukan dalam pengawasan itu banyak bentuk serta variasinya

  1. C. PEMELIHARAAN ALAT DAN BAHAN

Setelah alat-alat laboratorium dipergunakan, perlu diusahakan adanya pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai. Perilaku terhadap setiap jenis peralatan berbeda. Penanganan terhadap alat ata gelas tentu berbeda dengan alat logam. Dengan pemeliharaan dan penyimpanan alat yang baik dapat memperpanjang usia penggunaan alat-alat tersebut.

Beberapa ketentuan yang harus dipatuhi pada pemeliharaan peralatan, yaitu antara lain :

1)      Alat gelas dibersihkan dengan sabun detergen dengan menggunakan sikat yang sesuai. Misalnya buret dengan menggunakan sikat panjang.

2)      Khusus alat yang terbuat dari bahan plastic gunakan spon agar plastic tidak  tergores.

3)      Alat gelas yang telah bersih dapat diketahui bila seluruh alat menjadi basah, membentuk semacam film yang tipis. Bila alat tersebut belum bersih akan tampak kumpulan air (titik air) pada permukaan alat.

4)      Minyak atau kerak yang tertinggl pada gelas dapat dibersihkan dengan merendam gelas selama semalam pada larutn pembersih.

5)      Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkan terlebih dahulu pada rak pengering sebelum disimpan.

6)      Alat-alat logam dapat dicuci dengan sabun detrgen dan kemudian dikeringkan sebelum disimpan.

Setelah alat-alat laboratorium bersih maka alat-alat tersebut perlu disimpan dengan rapid an siap untuk digunakan pada kegiatan laboratorium berikutnya. Beberapa ketentuan dalam penyimpanan alat adalah sebagai berikut :

  1. Penyimpanan alat gelas harus terpisah dengan alat logam
  2. Alat gelas misalnya tabung reaksi, pipet, bursen dan dapat ditempatkan pada tempat tertentu atau pada kotak yang tersedia.
  3. Thermometerbila dipergunakan dengan dan basah, trlebih dahulu dikeringkan beberapa lama diruang terbuka pada suh ruangan, dan selanjutnya disimpan ditempat yang telah disediakan.
  4. alat  logam misalnya statif, batang statif tidak perlu dilepas dari dasar statif, dan diletakkan diatas meja.
  5. Alat logam yang sejenis disimpan ditempat yang sama dan usahakan agat tetap dalam keadaan kering.

Demikian beberapa petunjuk dalam pemeliharaan dan penyimpanan alat, alat gelas dan logam, yang perlu dipatuhi agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai dan tidak cepat rusak.

  1. D. KEAMANAN, KESELAMATAN DAN P3K

Keselamatan dan keamanan Kerja (P3K) di laboratorium memerlukan perhatian dan upaya yang terus menerus, sejalan dan melekat dengan pelaksanaan pekerjaan laboratorium itu sendiri baik dibidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Penglolaan laboratorium supaya merupakan bagian yang melekat pada semua aktivitas laboratorium untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kesakaitan, penderitaan, serta kerugian material dan financial.

Perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dilaboratorium dengan membina dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya keamanan dan Keselamatan di laboratorium, antara lain dengan diberikannya serta adanya informasi ayng cukup dan relevan untuk dapat mengerti dan mengethui bahay-bahaya dilaboratorium serta akibat-akibat yang diakibatkan oleh bahan kimia dan bahan berbahaya lainnya.

Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan, suatu kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan membahayakan siring terjadi dilaboratorium ataupun dibengkel, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut untuk melakukan kegiatan laboratorium.

Salah satu hal penting yang diharapkan dari melakukan kegiataan dan eksperimen didalam belajar sains adalah agar siswa atau mahasiswa berhadapan langsung  dengan suatu gejala atau fenomena. untuk sebagian mahasiwa pemahaman akan terjadi dengan cara melakukan (learning by doing). Eksperimen dapat merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan dapat juga membahayakan. Guru atau dosen harus mampu mencegah terjadinya kecelakaan. Siswa atau mahasiswa harus mengetahui tentang bahaya-bahaya yang dapat terjadi di dalam melakukan suatu kegiatan laboratorium atau eksperimen sehingga mereka melakukannya dengan hati-hati. Dengan demikian bahaya terjadinya kecelakaan dapat dihindari.

a. Sumber Terjadinya Kecelakaan

Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, akan tetapi dari analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratorium:

1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan laboratorium.

2. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium  dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.

3. Kurang bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.

4. Kurang atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan atau perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.

5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.

6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.

7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

Terjadinya kecelakaan yang menggunakan laboratorium dapat dikurangi sampai tingkat paling minimal jika setiap orang yang menggunakan laboratorium mengetahui tanggungjawabnya.

b. Jika Terjadi Ledakan

Apa yang harus dilakukan jika terjadi suatu kecelakaan tidak dapat dinyatakan dalam suatu rangkayan atau aturan sederhana. Cara terbaik adalah menanganinya setenang mungkin dan banyak melatih kepekaan. Pertolongan pertama pada kecelakaan dapat dijadikan acuan jika diperlukan.

Dosen atau guru perlu memberikan petunjuk kepada siswa atau mahasiswa tentang perlunya mendapat laporan semua kecelakaan, baik berupa luka maupun tidak. Hal ini dilakukan agar kecelakaan tersebut mendapat perlakuan selayaknya dan memungkinkan dosen atau guru menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan.

Ada tiga hal mendasar yang harus diperoleh untuk mengidentifikasi informasi tentang kecelakaan yaitu

1. Gambaran kecelakaan temasuk luka jika ada.

2. Sebab-sebab kecelakaan.

3. Gambaran tindakan yang harus dlakukan untuk mencegah terjadinya kembali kecelakaan.

c. Perlengkapan Kecelakaan

Perlengkapan kecelakaan dibagi atas dua kelompok, yaitu :

1. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.

2. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui berbahaya.

Setiap orang harus mengetahui bagaimana menggunakan semua perlengkapan keselamatan. Ketika peralatan darurat diperlukan, kecepatan dapat diUtamakan. Alat-alat darurat terdiri dari :

a)      Alarm Kebakaran

b)      Alat dan bahan pemadam kebakaran

c)      Pancuran Keselamatan

d)     Botol pencuci mata

e)      Pintu Darurat

f)       Selimut Kebakaran

Dalam bekerja dengan berbagai bahan korosif dan bahan perwarna, pengetahuan tentang metode perlindungan pribadi manjadi hal penting. Walaupun tujuan utama adalah untuk menceggah kecelakaan, penting untuk menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk mencegah luka terjadi kecelakaan.

Beberapa perlengkapan pribadi biasa digunakan adalah

1. Jas Laboratorium.

Untuk mencegah kotornya pakaian. Penggunaan sangat umum akan tetapi tidak popular dikalangan siswa SMU karena keengganan untuk membawa dan memakainya.

2. Perlindungan lengan, tangan dan jari.

Sarung tangan yang mudah dikenakan dan dilepaskan merupakan prasyarat perlindungan tangan dan jari panas, bahan kimia dan bahaya lainnya.

3. Perlindungan mata.

Kacamata pelindung digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia dan dilaboratorium perlu disediakan paling sedikit sepasang. Idealnya setiap siswa atau mahasiswa memilikinya.

4. Respirator atau lemari uap.

Respirator digunakan sebagai perlindungan terhadap gas, uap dan debu yang dapat menggangu slauran pernafasan. Bila bekerja dengan gas-gas beracun walaupun hanya sedikit agar melindungi dari keracunan.

5. Sepatu pengaman.

Sepatu khusus dengan bagian atas yang kuat dan soalnya yang padat harus dipakai saat bekerja di laboratorium atau bengkel. Jangan menggunakan sandal untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh  benda-benda berat.

6. Laya Pelindung.

Digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan-bahan kimia dan alat-alat hampa udara. Layar ini ditempatkan dimeja dosen atau guru.

Alat-alat perlindungan seperti kacamata, sarung tangan  dan respirator harus ditempatkan terbuka, demikian juga alat lain yang digunakan secara terstruktur, jangan disimpan tersembunyi dalam lemari. Petunjuk penggunaanya harus diikuti dengan kesadaran bahwa hal tersebut adalah untuk kebaikan siswa atau mahasiswa dan bukan sekedar peringatan. Semua perlengkapan harus dipelihara dengan baik.

d. Upaya Pencegahan Kecelakaan

Pencegahan kecelakaan harus dilakukan sedini mungkin karena lebih muahda dan murh dibandingkan dengan perbaikan dan penggantian akibat kecelakaan yang sudah terjadi apalagi kerugian akibat kebakaran dan kematian. Pada dasarnya ada empat prinsip untuk membuat suatu laboratorium bebas dan aman dari kecelakaan (accident free operation), yaitu :

1. Semua kecelakaan sekecil apapun yang mungkin terjadi, harus dapat dicegah sedini mungkin.

2. Lingkungan kerja termasuk bangunan, alat, sistem, dan sarana laboratorium harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan menimbulkan bahaya kecelakaan.

3. Setiap personal yang bekerja di laboratorium harus dilatih agar membiasakan diri bekerja secara aman, bersih dan disiplin.

  1. E. MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN DI LABORATORIUM

Merencanakan (Plan)

Sebelum melaksanaan Praktikum di laboratorium maka perlu memperhatikan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dengan Merencanakannya. Rencana yang akan dilaksanakan di laboratorium dibuat dan disusun oleh guru  yang bersangkutan dengan memperhatikan materi yang akan disampaikan kepada siswa atau peserta didik. Rencana bisa dalam bentuk Penuntun Praktikum, Lembar Kerja Siswa (LKS), atau Jurnal. Persiapan guru yang diperlukan disini dimana setiap materi yang diberikan atau yang akan sampaikan kepada siswa harus dipersiapkan dengan matang, karena akan mempengaruhi kinerja bahkan pemahaman siswa dalam  memahami materi. Sebelum melaksanakan praktikum yang pertama dilakukan adalam menyampaikan apa yang akan dilaksanakan dilaboratorium, biasanya diberikan di dalam kelas sebelum pelaksanaan praktikum.

Rencana kegiatan dalam bentuk LKS, Penuntun Praktikum, atau Jurnal harus lebih dahulu dipahami oleh siswa, agar tiba waktunya pelaksanaan maka tidak lagi kebingungan dalam mengambil tindakan dilaboratorium.

Melaksanakan (Do)

Dalam melaksanakan Kegiatan dilaboratorium maka diperlukan Kedisiplinan dalam melaksanakan praktikum. Dimana semua tindakan yang kita lakukan dilaboratorium harus dilaksanaakan dengan hati-hati. Ada tiga disiplin dalam melaksanakan ketertiban di laboratorium yaitu Larangan, Petunjuk dan Suruhan.

Tugas dari seorang guru yaitu selain menuntun anak didik tetapi juga mengawasi setiap perilaku atau mengontrol apa yang dilakukan oleh siswa di laboratorium. Melihat kondisi dan situasi kelas yang sedang melaksanakan praktikum, dan juga mengadakan penilaian yang objektif kepada siswa yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sebelumnya.

Dalam pelaksanaan ini juga guru tak henti-hentinya memberikan arahan bahkan memberikan peringatan kepada setiap siswa (murid) agar tetap berhati-hati dimana jika terjadi sedikit kesalahan maka akan berpengaruh sangat besar baik fisiknya ataupun jiwa dari siswa, dan bahkan bisa menimbulkan trauma bagi yang pernah terkena kecelakaan atau kesalahan dalam setiap melaksanakan tugasnya dalam praktikum.

BAB III

KESIMPULAN

Laboratorium adalah sarana penunjang dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni tertentu yang sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Laboratorium juga dapat diartikan sebagai tempat untuk melakukan ujicoba (percobaan) terhadap benda yang diteliti.

Fungsi dari laboratorium itu sendiri adalah  Sebagai tempat timbulnya masalah, dimana melalui pelaksanaan praktikum di laboratorium maka masalah bisa saja timbul. Sebagai tempat memecahkan masalah dan masih banyak lagi kegunaannya. Laboratorium dilengkapi oleh meja, lemari, papan tulis, rak, listrik, dan perlengkapan lainnya. Struktur organisasinya oleh kepala laboratorium sampai pada asisten (laboran).

Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan, suatu kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan membahayakan siring terjadi dilaboratorium ataupun dibengkel, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut untuk melakukan kegiatan laboratorium.

Daftar Pustaka :

–          Kaunang,T.D.2008.Hand Out Teknik Laboratorium. Tondano : Universitas Negeri Manado.

–          Edukasi.2009

http://www.e-dukasi.net/pengertian_laboratorium%5BMaret 2009]

–          Wirjosoematro, K,dkk. 2004. Teknik Laboratorium. IMSTEP : Jica

–          WIKIPEDIA.2009

http://www.wikipedia.com/wiki/Laboratorium%5BMaret 2009]



Hello world!
June 18, 2009, 6:36 am
Filed under: Uncategorized

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!